Unsur-unsur Komunikasi
Komunikasi dilakukan oleh pihak yang memberitahukan
(komunikator) kepada pihak penerima (komunikan). Komunikasi efektif tejadi
apabila sesuatu (pesan) yang diberitahukan komunikator dapat diterima dengan
baik atau sama oleh komunikan, sehingga tidak terjadi salah persepsi.
Untuk dapat berkomunikasi secara efektif dan mudah dipahami kita
perlu memahami unsur-unsur komunikasi, antara lain sebagai berikut:
1.
Komunikator.
Pengirim (sender) yang mengirimkan pesan kepada komunikan dengan
menggunakan media tertentu. Unsur yang sangat berpengaruh dalam komunikasi,
karena merupakan awal (sumber) terjadinya suatu komunikasi.
2. Komunikan.
Penerima (receiver) yang menerima pesan dari komunikator,
kemudian memahami, menerjemahkan dan akhirnya memberi respon.
3. Media.
Saluran (channel) yang digunakan untuk menyampaikan pesan
sebagai sarana berkomunikasi. Berupa bahasa verbal maupun non verbal, wujudnya
berupa ucapan, tulisan, gambar, bahasa tubuh, bahasa mesin, sandi dan lain
sebagainya.
4. Pesan.
Isi komunikasi berupa pesan (message) yang disampaikan oleh
Komunikator kepada Komunikan. Kejelasan pengiriman dan penerimaan pesan sangat
berpengaruh terhadap kesinambungan komunikasi.
5. Tanggapan.
Merupakan dampak (effect) komunikasi sebagai respon atas penerimaan
pesan. Diimplentasikan dalam bentuk umpan balik (feed back) atau tindakan
sesuai dengan pesan yang diterima.
Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan
Pemimpin
merupakan sumber daya manusia kunci dalam organisasi manapun. Tanpa
kepemimpinan sebuah organisasi hanyalah suatu kekacauan manusia dan mesin.
Kebanyakan
definisi tentang kepemimpinan mempertalikan fungsi pemimpin dalam organisasi
dengan sasaran. Beberapa pengertian diantaranya (Komaruddin,
1990) :
1. Menurut
Ordway Tead,
Kepemimpinan
adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar orang-orang itu bekerjasama
mencapai tujuan yang mereka inginkan.
2. Menurut
George R. Terry
Kepemimpinan
merupakan kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar orang-orang itu mencapai
tujuan kelompok.
3. Menurut
Keith Davis
Kepemimpinan
adalah faktor kemanusiaan yang mengikat kelompok menjadi satu dan mendorongnya
menuju tujuan.
Dari
beberapa pengertian kepemimpinan diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
adalah kemauan seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar dapat bekerja sama
dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan perusahaan.
A. Tipe dan Gaya Kepemimpinan
Setiap
pemimpin dalam memimpin suatu organisasi mempunyai tipe dan gaya kepemimpinan
tersendiri.
1. Tipe kepemimpinan
a. Tipe
otokratis
Pimpinan
yang mendasarkan diri pada perintah/ pemaksaan kehendak dan tidak
mempertimbangkan keadaan bawahan.
b. Tipe
suportif
Pimpinan
yang mempunyai anggapan bahwa para bawahan ingin bekerja dan berkembang oleh
karena itu atasan cukup memberi dorongan.
c. Tipe
demokratik
Pimpinan
yang berpendapat bahwa perencanaan pengambilan keputusan dan pengawasan diambil
secara bersama-sama antara anggota organisasi.
d. Tipe
birokrasi
Pimpinan
yang mendasarkan diri bahwa bawahan harus dibina sesuai aturan sehingga dalam
memimpin selalu melaksanakan aturan/ tidak fleksibel sehingga sulit dalam
pengambilan keputusan.
e. Tipe
Laissez-faire
Pemimpin
yang memberikan kebebasan sepenuhnya pada kelompok atau individu dalam
pengambilan keputusan. Dalam hal ini partisipasi pimpinan tidak langsung.
2. Gaya kepemimpinan
Setiap
pemimpin bisa mempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda antara yang satu dengan
yang lain, dan tidak mesti suatu gaya kepemimpinan lebih baik atau lebih jelek
dari pada gaya kepemimpinan yang ada dengan menggunakan dasar tertentu.
Berikut gaya
kepemimpinan menurut Jeff Harris :
a. The
Autocratic leader
Seorang
pemimpin yang otokratik menganggap bahwa semua kewajiban untuk mengambil
keputusan, untuk menjalankan tindakan, dan untuk mengarahkan, memberi motivasi
dan pengawasan bawahan terpusat ditangannya.
b. The
participative leader
Apabila
seorang pemimpin menggunakan gaya partisipasi ia menjalankan kepemimpinannya
dengan konsultasi. Ia tidak mendelegasikan wewenangnya untuk membuat keputusan
akhir dan untuk memberikan pengarahan tertentu kepada bawahan mengenai
keputusan yang akan diambil.
c. The free
rein leader
Di sini
pimpinan menyerahkan tanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan tersebut kepada
para bawahan dalam artian pimpinan menginginkan agar para bawahan bisa
mengendalikan diri mereka sendiri di dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut.
B. Teori Kepemimpinan dan Pendekatan Kepemimpinan
Sebelum
mencoba untuk menganalisa kedudukan kepemimpinan suatu organisasi, perlu
menelusuri perkembangan teori kepemimpinan terlebih dahulu. Beberapa teori
tersebut diantaranya (Sukanto Reksohadiprojo, dan T. Hani Handoko, 1996) :
1. Teori kepemimpinan
a. Teori
sifat kepemimpinan
Teori ini
mengatakan bahwa seseorang itu dilahirkan membawa atau tidak membawa
sifat-sifat yang diperlukan bagi pimpinan atau tidak membawa sifat-sifat yang
diperlukan bagi pimpinan atau dengan individu yang lahir telah membawa
ciri-ciri tertentu yang memungkinkan dia menjadi seorang pemimpin.
b. Teori
Path – Goal
Teori ini
merupakan pengembangan yang wajar sebab kepemimpinan erat hubungannya dengan
motivasi di satu pihak dan kekuasaan di pihak lain. Teori Path – Goal ini
menganalisa pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi bawahan, kepuasan dan
pelaksanaan kerja.
c. Teori
sifat
Teori ini
merupakan analisa ilmiah tentang kepemimpinan, dimiliki dengan memusatkan
perhatian pada pemimpin itu sendiri. Ada beberapa faktor yang bisa diteliti
dari kepemimpinan yaitu: kecerdasan, perasaan humor, kejujuran, simpati, dan
percaya diri.
d. Teori
kelompok
Teori
beranggapan bahwa kelompok bisa mencapai tujuannya dengan melalui pertukaran
positif antara pimpinan dan bawahan.
2. Pendekatan kepemimpinan
Berbagai
studi tentang kepemimpinan mengelompokkan pendekatan kepemimpinan menjadi tiga
pendekatan yaitu :
a.
Pendekatan atas traits
Yaitu
pendekatan berdasarkan sifat, perangai atau kualitas yang diperlukan seseorang
untuk menjadi pimpinan.
b.
Pendekatan behavior (perilaku)
Yaitu
pendekatan yang mempelajari perilaku yang diperlukan untuk menjadi pemimpin
yang efektif.
c.
Pendekatan contingency
Yaitu
pendekatan berdasarkan atas faktor-faktor situasional, untuk menentukan gaya
kepemimpinan efektif.
Gaya Kepemimpinan
Kata gaya
sangatlah tidak jelas. Sebelumnya, kata tersebut digunakan secara luas untuk
mendeskripsikan pemimpin yang sukses. Gaya juga berbeda dari kebudayaan yang
satu dengan lainnya. Bagian berikut akan mendeskripsikan bagaimana gaya
kepemimpinan telah dipelajari dan dianalisis selama bertahun-tahun. Gaya
kepemimpinan karismatik dari Nadler dan Tushman (Fred Luthan Edisi 10,
2005;681).
Riset
terbaru, mengindikasikan bahwa beberapa pemimpin efektif dirasakan sebagai
pemimpin yang memiliki perhatian dan empati, dan yang lainnya sebagai pemimpin
yang memiliki kepandaian dan kemampuan untuk melakukan tugas yang kompleks.
Rangkuman Kontinum Gaya Kepemimpinan
dari studi klasik dan Teori Kepemimpinan
Menurut William
H.Newman (1968) dalam Miftah Thoha (2003;262) kepemimpinan adalah kegiatan
untuk mempengaruhi perilaku orang lain atau seni mempengaruhi perilaku manusia
baik perorangan maupun kelompok. Dan satu hal yang perlu diingat bahwa
kepemimpinan tidak harus dibatasi oleh aturan-aturan atau tata karma birokrasi.
Kepemimpinan bisa terjadi dimana saja, asalkan seseorang menunjukkan
kemampuannya mempengaruhi perilaku orang lain kearah tercapainya suatu tujuan
tertentu.
sumber :